Makalah Kompensasi

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
(KOMPENSASI)
FAKULTAS EKONOMI
DISUSUN OLEH :
1.
HASAN ASYARI
2.
SRI WAHYUNI E.PUTRI
3.
ZAFANIA PARENGKUAN
4.
GLORY TULENAN
5.
MEGA TAMBARIKI
6.
NURMA U.GULTOM
KELOMPOK : III (Tiga )
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas
mata kuliah Manajemen SDM dengan judul “KOMPENSASI” di Universitas Negeri
Manado khususnya dijurusan Akuntansi. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya kompensasi
2.2 Jenis-jenis, Komponen, Metode,
Dan Asas Kompensasi
2.3 Pemberian Kompensasi
2.4 Sistem dan kebijaksanaan
Kompesasi
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
kompensasi
2.6 Metode komepnsasi
2.7 Teori upah insentif
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kompensasi merupakan hal yang penting, yang merupakan dorongan
atau motivasi utama seseorang karyawan untuk berkerja. Hal ini berarti bahwa
karyawan menggunakan pengetahuan, keterampilan, tenaga dan waktu bukan
semata-mata ingin membaktikan atau mengabdikan diri pada perusahaan, tetapi ada
tujuan lain yaitu mengahrapkan imbalan, atau jasa, atas hasil yang telah
diberikan. Selain itu juga kompensasi yang diberikan kepada karyawan
berpengaruh pada kondisi kerja karyawan tersebut. Oleh karena itu, dalam menetapkan
komensasi yang dikaitkan dengan prestasi kerja atau produktivitas sangatlah
penting. Sehingga selain akan tewujudnya efesiensi dan efektifitas karyawan
bisa juga ditujukan untuk kelangsungan aktivitas organisasi dan rencana-rencana
(program) perusahaan pada waktu yang akan datang.
Kompensasi di tetapkan berdasarkan kesepakatan antara pengusaha
dengan karyawan, dalam hal tertentu, pemerintah mempasilitasi sebagai pembuat
kebijakan atau regulasi di bidang ketenagakerjaan. Hal ini berarti bahwa dalam
menerapkan kompensasi terdapat dua kepentingan yang harus di perhatikan yaitu
kepentingan organisasi dan kepentingan karyawan.
1.2 Rumusan Masalah
1)
Apa yang
dimaskud dengan kompensasi?
2)
Apa Jenis-jenis,
Komponen, Metode, Dan Asas Kompensasi?
3)
Bagaiman Pemberian
Kompensasi?
4)
Bagaimana Sistem dan
kebijaksanaan Kompesasi?
5)
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya kompensasi?
6)
Apa itu Teori upah insentif?
1.3 Tujuan Penulisan
1)
Untuk
mengetahui bagaimana pengertian kompensasi kerja.
2)
Untuk
mengetahui bagaimana jenis-jenis kompensasi kerja.
3)
Untuk
mengetahui bagaimana tujuan pemberian kompensasi kerja.
4)
Untuk
mengetahui bagaimana dasar perhitungan kompensasi kerja.
5)
Untuk
mengetahui bagaimana sistem kompensasi kerja.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini antara lain dapat
berguna bagi peminatan ilmu administrasi kebijakan kesehatan, dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan tentang kompensasi kerja dalam kehidupan
sehari-hari, dapat membantu dalam proses belajar mengajar dan masih banyak
manfaat lainnya yang dapat diambil dari makalah yang sederhana ini.
BAB II
PEMBAHASAN
KOMPENSASI
2.1 PENTINGNYA
KOMPENSASI
Tenaga kerja kita kaitkan dengan
peranan pemerintah dan pendapatnya
dapat digolongkan atas pengusaha dan karyawan atau manajer atau buruh.
·
Pengusaha adalah
setiaap tenaga kerja yang memperoleh pendapatanyya berupa laba atau deviden
dari modal yang diinvestasikannya.
·
Karyawan adlah setiap orang yang bekerja
dengan menjual tenaganya (fisik dan pikiran ) kepada suatu perusahaan dan
memperoleh balas jasa sesuai dengan peraturan dan perjanjian.
Kompensasi merupakan pengeluaran
dan biaya bagi perusahaan. Perusahaan
mengharapkan agar kompensasi yang dibayarkan memperoleh imbalan prestasi Kerja yang lebih besar dari karyawan. Jadi ,nilai prestasi kerja
karyawan harus lebih besar dari kompensasi yang diibayar perushaan, supaya
perusahaan mendapatkan laba dan kontinuitas perusahaan terjamin.
Definisi Kompensasi menurut para
tokoh :
·
Dale yoder Ph.D :
mengemukakan bahwa balas jasa membuat anggota tim kerja dapat bekerja sama dan
berprestasi.
·
Drs.
Malayu S.P. Hasibuan : Kompensasi adalah semua pendapatan yang
berbentuk uang , barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan
sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.
·
William B werther dan Keith devis : Kompensasi adalah apa yang seseorang pekerja
terima sebagai alasan dari pekerjaan yang diberikannya.
·
Menurut UU kecelakaan tahun 1974 no. 33 pasal
7 ayat a dan b upah adalah Tiap-tiap pembayaran berupa uang yang diterima oleh
buruh sebagai ganti pekerjaan Perumahan,makan, bahan makan, dan pakaian dengan
percuma yang nilainya ditaksir menurut harga umum ditempat itu.
·
Andrew F.sikula : Kompensasi
adalah segala sesuatu yang dikonstitusikan atau dinggap sebagai suatu balas
jasa ekuivalen.
Kompensasi akan dipergunakan
karyawan itu beserta keluarganya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya
2.2 JENIS-JENIS, KOMPONEN, DAN ASAS KOMPENSASI
JENIS-JENIS KOMPENSASI :
Mondy dan Noe ( 1993 ) kompensasi
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
1. Kompensasi
Finansial
Kompensasi
finansial terdiri dari kompensasi finansial langsung dan kompensasi finansial
tidak langsung. Kompensasi finansial langsung terdiri dari gaji,
upah, bonus dan komisi. Sedangkan kompensasi finansial tidak langsung
disebut juga dengan tunjangan yakni meliputi semua imbalan finansial yang tidak
tercakup dalam kompensasi langsung.
2. Kompensasi
Non Finansial. Sedangkan kompensasi non finansial terdiri
dari kepuasan yang diterima baik dari pekerjaan itu sendiri, seperti tanggung
jawab, peluang akan pengakuan, peluang adanya promosi atau dari lingkungan
psikologis dan fisik dimana orang tersebut berada, seperti rekan kerja yang
menyenangkan, kebijakan-kebijakan yang sehat, adanya kafetaria, sharing
pekerjaan, minggu kerja yang dipadatkan dan adanya waktu luang.
KOMPONEN KOMPENSASI :
Menurut
Gary Dessler ( 2009 ) kompensasi mempunyai tiga komponen sebagai berikut :
1) Pembayaran uang secara langsung ( direct
financial payment ) dalam bentuk gaji, intensif atau bonus/komisi.
2) Pembayaran tidak langsung ( indirect payment
) dalam bentuk tunjangan dan asuransi.
3) Ganjaran non finansial ( non financial
rewards ) seperti jam kerja yang luwes, kantor yang bergengsi, wewenang dan
tanggung jawab, penghargaan atas kinerja serta lingkungan kerja yang mendukung
ASAS KOMPENSASI : Program kompensasi harus ditetapkan atas asas
adil dan layak serta dengan memperhatikan undang-undang perburuhan yang
berlaku.
1. Asas adil Besarnya kompensasi yang dibayar
kepada setiap karyawan harus disesuaikan dengan prestasi kerja , jenis
pekerjaan, tanggung jawab, jabatan pekerja dan memenuhi persyaratan internal
konsistensi. Adil bukan berarti karyawan menerima kompensasi sama besarnya.
2. Asas layak
dan wajar Kompensasi yang diterima karyawan dapat
memenuhi kebutuhan pada tingkat normative yang ideal.
DASAR
PENGHITUNGAN KOMPENSASI :
Dasar perhitungan kompensasi
dipakai untuk mendapatkan sistem pembayaran kompensasi yang adil.
Menurut Gomez-Mejia, dasar perhitungan kompensasi dapat dibedakan menjadi dua kategori
yaitu :
1. Pedekatan
Kompensasi Berdasarkan Pekerjaan atau Jabatan Pendekatan
ini mengasumsikan bahwa pekerjaan dapat dilakukan oleh orang yang dibayar untuk
jabatan tertentu. Ada tiga komponen kunci untuk mengembangkan rencana
kompensasi berdasarkan jabatan yaitu : Mewujudkan keadilan internal melalui evaluasi
jabatan, Mewujudkan keadilan eksternal melalui survei pasar, Mencapai keadilan
individu.
2. Pendekatan
Kompensasi Berdasarkan Keterampilan Pendekatan
keterampilan mengasumsikan bahwa karyawan tidak dibayar karena jabatan yang
disandangnya, tetapi lebih pada kemampuannya untuk menyelesaikan tugas.
2.3 PEMBERIAN KOMPENSASI
Peterson dan polwan mengatakan bahwa
orang mau bekerja karena hal-hal berikut
a. The desire to live: artinya keinginan untuk hidup merupakan
keinginan utama dari setiap orang.
b. The desire
for prosesion : artinya keinginan untuk memiliki sesuatu merupakan keinginan
manusia yang kedua dan ini salah satu sebab mengapa manusia mau bekerja.
c. The desire
for power : artinya keinginan akan kekuasaan merupakan keinginan selangkah
diatas keinginan untuk memiliki, mendorong orang mau bekerja.
d. The desire
for recognition, artinya keinginan akan pengakuan merupakan jenis terakhir dari
kebutuhan dan juga mendorong orang untuk bekerja.
1.
Tujuan
kompensasi
Tujuan kompensasi antara lain
yaitu :
1) Ikatan kerja
sama: dengan kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama
formal antara majikan dan karyawan.
2) Kepuasan
kerja : dengan balas jasa , karyawan akan dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan fisik baik status
social, dan egistiknya sehingga kepuasan kerja dari jabatanyya.
3) Pengadaan
efektif : Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar , pengadaan
karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih murah.
4) Motivasi : Jia balas jasa yang diberikan cukup besar , manajer akan mudah
memotivasi bawahanyya.
5) Stabilitas
karyawan : Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta
eksternal konsistensi yang kompentatif maka stabilitas lebih terjamin karena
turn-over relative kecil.
6) Disiplin : Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin
karyawan semakin baik.
7) Pengaruh
serikat buruh: Dengan program yang baik pengaruh
serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada
pekerjaanya.
8) Pengaruh pemerintah : Jika program kompensasi sesuai
dengan undang-undang perburuhan yang berlaku maka inteervensi pemerintah dpat
dihindarkan
2.
Kegunaan Kompensasi
Menurut
Schuler dan Jackson ( 1999 ) kompensasi dapat digunakan untuk :
1) Menarik
orang-orang yang potensial atau berkualitas untuk bergabung dengan perusahaan.
2) Mempertahankan
karyawan yang baik.
3) Meraih
keunggulan kompetitif
4) Memotivasi
karyawan dalam meningkatkan produktivitas atau mencapai tingkat kinerja yang
tinggi.
5) Melakukan
pembayaran sesuai aturan hukum.
6) Memudahkan
sasaran strategis.
7) Mengokohkan
dan menentukan struktur.
3. Keuntungan
diberikannya kommpensasi
Selain itu menurut Soekidjo Notoadmodjo ada beberapa keuntungan
dengan diberikannya kompensasi yaitu :
a. Meningkatkan
semangat kerja dan kesetiaan atau loyalitas para karyawan terhadap organisasi
atau perusahaan.
b. Menurunkan
jumlah absensi para karyawan dan adanya perputaran kerja.
c. Mengurangi
pengaruh organisasi karyawan terhadap kegiatan organisasi.
d. Meminimalkan
biaya-biaya kerja lembur yang berarti mengefektifkan prestasi kerja karyawan.
4. Fungsi
Pemberian Kompensasi
Menurut pendapat Susilo Martoyo (1990:100), fungsi - fungsi
pemberian kompensasi adalah:
a. Pengalokasian
Sumber Daya Manusia Secara Efisien.
Fungsi ini
menunjukkan bahwa pemberian kompensasi yang cukup baik pada karyawan yang
berprestasi baik, akan mendorong para karyawan untuk bekerja dengan lebih baik.
b. Penggunaan
Sumber Daya Manusia Secara Lebih Efisien dan Efektif.
Dengan
pemberian kompensasi yang tinggi kepada seorang karyawan mengandung implikasi
bahwa organisasi akan menggunakan tenaga karyawan termaksud dengan seefisien
dan seefektif mungkin.
c. Mendorong Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi.
Sebagai
akibat alokasi dan penggunaan sumber daya manusia dalam organisasi yang
bersangkutan secara efisien dan efektif tersebut.
5. Penyebab
dari kepuasan dan ketidakpuasan karyawan atas kompensasi
Ada beberapa penyebab dari
kepuasan dan ketidakpuasan karyawan atas kompensasi yang mereka terima yaitu :
a.
Kepuasan individu terhadap kompensasi
berkaitan dengan harapan dan kenyataan terhadap sistem kompensasi.
b.
Kepuasan dan ketidakpuasan karyawan akan
kompensasi juga timbul karena karyawan membandingkan dengan karyawan lain di
bidang pekerjaan dan organisaasi sejenis.
c.
Karyawan sering salah persepsi terhadap
sistem kompensasi yang diterapkan perusahaan.
d.
Kepuasan dan ketidakpuasan akan kompensasi
juga tergantung pada variasi dari kompensasi.
2.4 SISTEM DAN
KEBIJAKSANAAN
KOMPENSASI
1.
Sistem
kompensasi
Sistem
kompensasi yang umum diterapkan adlah :
a.
Sistem waktu : Dalam sistem
ini besarnya kompensasi (gaji, upah ) ditetapkan berdasarkan standar waktu
seperti jam, minggu, atau bulan. Misalnya pekerja harian upahnya per hari sebesar Rp.50.000. jika ia
bekerja selama 6 hari maka upahnya dengan 

b.
Sistem hasil : Dalam sistem ini, besarnya kompensasi/upah ditetapkan atas kesatuan untuk yang
dihasilkan pekrja, seperti per potong, meter , liter dan kilogram. Contoh :
perusahaan genting merah nenetapkan upah per genting Rp. 1.000 jika ali dapat
mengerjakan 500 genting maka kompensasi yang diterimya adalah sebesar

c.
Sistem borongan : Sistem
borongan adalah suatu cara pengupahan yang
penepatan besarnya jas didasarkan atas
volume pekerjaan dan lama mengerjakannya.
Kelebihan dan kelemahannya dari 3
sistem diatas adalah :
No
|
Sistem Kompensasi
|
Kebaikan
|
kelemahannya
|
1
|
Sistem
waktu
|
Administrasi
pengupahan mudah dan besarnya kompensasi yang akan dibayarka tetap.
|
Pekerja
malas pun kompensasinya tetap dibayar sebesar perjanjian
|
2
|
Sistem
Hasil
|
Memberikan
kesempatan kepada karyawan yang bekerja sungguh-sungguh dan berprestasi
memperoleh balas jasa yang lebih besar.
|
Kualitas
barang yang dihasilkan kurang baik dan karyawan kurang mampu balas jasanya kecil. Sehingga
kurang manusiawi
|
3
|
Sistem
Borongan
|
Pekerjaan
biasnya selesai lebih cepat dibandingkan dengan 2 sistem diatas
|
Jika
pekerjaan tidak sesuai target maka akan mendapt upah yang lebih rendah.
|
2.
Kebijaksanaan
kompensasi
Kebijaksanaan kompensasi, baik besarnya, susunannya, maupun waktu pembayarannya
dapat mendorong gairah kerja dan keinginannya karyawan untuk mencapai prestasi
kerja optimal sehingga membantu
terwujudnya sasaran perusahaan. Susunan kompensasi yang ditetapkan dengan baik
akan meberikan motivasi kerja bagi karyawan. Misalnya: kompensasi
ditetapkan untuk kompensasi langsung
sebesar 60 % dari pendapatan sedangkan kompensasi tidak lansung sebesr 40% dari
pendapatannya akan dapat memperbaiki kehadiran karyawan.
3.
Waktu
pembayaran kompensasi
Kompensasi harus dibayar tepat waktu, supaya kepercayaan
karyawanterhadapa bonafiditas perusahaan semakin besar. Jika pembayarannya terlambat maka mengakibatkan disiplin, moral dan
gairah karyawan menurun, bahkan turnover semakin besar. Misalnya: gaji
dibayar setiap tanggal 1, pada tgl 1 jatuh pada hari minggu, sebaiknya gaji
dibayarkan pada hari sabtunya (dipercepat).
2.5 FAKTOR- FAKTOR MEMPENGARUHI BESARNYA KOMPENSASI
Faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya kompensasi
1. Penawaran
dan permintaan tenaga kerja : jika pencari kerja lebih banyak dari lowongan pekerjaan maka kompensasi realatif kecil. Jika
sebaliknya yang terjadi maka kompensasi relative besar.
2. Kemampuan
dan kesediaan perusahaan : apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan
untuk membayar semakin baik maka tingkat kompensasi akan semakin besar. Jika
yang terjadi sebaliknya maka tingkat kompensasi realtif kecil.
3. Serikat
buruh/organisasi karyawan : Apabila
serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat kompensasi semaikin besar. dan jika sebaliknya maka tingkat
kompensasi relative kecil.
4. Produktivitas
kerja karyawan : Jika produktivitas kerja karyawan
baik dan banyak maka kompensasi akan semakin besar. Jika sebaliknya maka kompensasi
relative kecil.
5. Pemerintah
dengan undang-undang dan kepress : Pemerintah
dengan undang-undang dan kepres
menetapkan besarnya batas upah minimum. Peraturan pemrintah ini sangat penting
supaya pengusaha tidak sewenag-wenang menetapkan besarnya upah bagi karyawan .
6. Biaya hidup : Apabila
biaya hidup didaerah itu tinggi maka tingkat
kompensasi semakim besar. Jika yang terjadi sebaliknya maka tingkat
kompensasi relative kecil.
7. Posisi
jabatan karyawan : Semakin
tinggi kedudukan dan jabatan karyawan maka semakin besar pula tingkat
kompensasi yang didapat.
8. Pendidikan
dan pengalaman kerja : Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman
kerja lebih lama maka gaji akan semin
besar dan jika karyawan dengan pendidikan rendah maka tingkat gaji juga kecil.
9. Kondisi
perekonomian nasional : Apabila kondisi perekonomian
nasional senag maju maka tingkat kompensasi akan semakin besar, dan jika yang
terjadi sebaliknya maka tingkat kompensasi reatif kecil.
10. Jenis dan
sifat :
Kalau jenis dan sifat pejerjaan yang sulit dan mempunyai resiok yang besar maka tingkat
upah semakin besar karena mwmbutuhkan kecakapan srta ketelitian untuk
mengerjakannya. Dan jika sebaliknya maka tingkat upah reltif rendah.
2.6 METODE KOMPENSASI
Metode kompensasi Terdiri dari :
1. Metode jamak Yaitu metode yang dalam gaji pokoknya
didasarkan atas beberapa pertimbangan seprti ijazah, sifat pekrjaan, pendidikan
informal, bahkan hubungan keluarga juga ikut menetukan besarnya gaji pokok
seseorang.
2. Metode
tunggal Yaitu suatu metode yang dlam penetapan gaji
pokok hanya didasarkan atas ijazah terakhir dari pendidikan formal yang
dimiliki karyawan. Misalnya pegawai negeri ijazah formal S-1 , maka golongannya
ialah III-A, dan gaji pokok III-A Untuk setiap departemen sama.
Randall dan Susan (1996:107-112)
mengemukakan bahwa ada berbagai metode yang digunakan untuk mengevaluasi
jabatan tradisional diantaranya sebagai berikut:
1) Metode
rangking. Mengandalkan nilai pasar masing-masing jabatan.
2) Metode
klasifikasi jabatan. Metode klasifikasi jabatan mirip dengan metode rangking,
kecuali bahwa kelas atau tingkat disusun terlebih dahulu dan diuraikan
pekerjaan, selanjutnya dikelompokan menurut kelas atau tingkatan tersebut.
3) Metode
perbandingan factor. Pendekatan ini menggunakan faktor-faktor yang biasa
dikompensasi, atau atribut jabatan, untuk mengevaluasi nilai relativ jabatan
yang ada di dalam organisasi.
4) Metode
rating angka. Metode ini terdiri dari pemberian nilai angka untuk faktor-faktor
yang bisa dikompensasi dan ditentukan sebelumnya, kemudian dijumlahkan sampai
muncul nilai keseluruhan suatu jabatan.
5) Metode hay
guide chart-profile. Secara operasional, sistem hay mengandalkan tiga faktor
utama yang bisa dikompensasi yaitu pemecahan masalah, kecakapan teknik, dan
pertanggung jawaban.
2.7 TEORI UPAH
INSENTIF
1. Piece rate
a. Upah perpotong proporsional Dibayar berdasarkan produktivitas pekerja dikalikan dengan tarif upah per potong yang
didapat dari penyelidikan waaktu untuk menentukan waktu standarnya. Contoh : dalam keadaan normal , para pkerja bisa menghasilkan 500
unit selama 7 jam per hari kerja, inilah yang dijadikan standar penentujan
tarif. Jika upah umum perharinya adalah Rp.5.000 maka tarif perpotongan 1 unit adalah
. Misalkan karyawan A menghasilkan 600 unit
dalam satuhari kerja maka ia akan menerima upah sebesar
. Tetapi kalau karyawan B hanya bisa
menghasilkan 450 unit perhari,mmaka ia akan tetap
menerima upah minimal sebesar 5.000. ini dimaksudkan untuk melindungi karyawan
yang kurang mampu berprestasi.


b. Upah per
potong taylor Digunakan dengan ccara mengatur tarif yang berbeda untuk karyawan yang produktivitasnya tinggi dan dengan yang produktivitasnya
rendah. Merek yang produktivitasnya tinggi ketika outputnya mencapai rata-rata
atau lebih, akan menerima upah per potongan lebih besar daripada karyawan yang
bekerja di bawah rata-rata. Contoh : standar produksi 500 unit selama 7
jam mereka yang bisa mencapai stanar atau melebihi akan akan menerima upah Rp. 10 per potong , sedangkan yang dibawah standar akan mnerima hanya Rp. 5 per potong.
Kalau karyawan A bisa menghasilkan 600 unit, maka ia akan mnerima
. Tetapi
karyawan B yang menghasilkan 450 unit akan menerima 


c. Upah per potong
kelompok Cara menetukan upah per potong kelompok adalah dengan menentukan
standar untuk kelompok. Mereka yang berada diatas standar kelompoknya akan
dibayar sebanyak unit yang dihasilkan dikalikan dengan tarif, sedangkan yang
berbeda di bawah standar akan dibayar sebesar jam kerja dikalikan dengna tarif
per jamnya. Misalnya: standar kelompok untuk 3 pekerja adalah50 unit per jam, atau 4000 unit per hari kerja (8 hari kerja
) tarif per unit adalah Rp.2 . tarif per jam untuk 3
jabatan adalah
Apabila kelompok menghasilkan 500 unit salam
satu hari (8 jam ) maka penrimaan keseluruhan untuk 3 orang tersebut
adalah : 


Sedangkan
upah berdasarkan jam kerja untuk 3 pekerja tersebut adalah:




d.
Time Bonuses
Dibagi
menjadi 2 yaitu
Premi
berdasarkan waktu yang dihemat :
Meliputi halsey plan dan 100% time premium plan
1) Halsey Plan
: persentase yang diberikan adalah 5 % dari waktu yang dihemat.
2) 100% time premium plan : persentase
premi yang diberikan adalah 75%.
Premi yang
berdasarkan waktu pengerjaan :
1) Rowan Plan, pada
rowan plan premi didapat adalah dari selisih antara hasil standar dengan hasil
actual dibagi dengan hasil actual dikalikan jam kerja dan upah.
2) Emerson plan
: perusahaan membuat table indeks efisiensi sesuai dengan kebijakan
perusahaan. Misalnya table indek
efisisensi adalah L
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahsan di atas dapat di simpulkan bahwa dalam sebuah
perusahan atau organisasi memerlukan sumber daya yaitu; modal, mesin dan juga
sumber daya manusia. Sumber daya manusia ini sangat di perlukan dalam sebuah
perusahaan karna untuk mencapai tujuan Prusahaan di perlukan bakat, dan kerja
karyawan. Pada diri manusia dikenal dengan kebutuhan yang di penuhinya.
Sehingga karyawan memerlukan Kompensasi sebagai Motivator/dorongan untuk bekerja. kompensasi itu adalah sebuah bentuk imbalan
yang diberikan oleh prusahaan kepada karyawan
Dari pejelasan diatas dapat di simpulkan bahwa hubungan kompensasi
dengan peningkatan kinerja karyawan sangatlah besar. Semangat kerja yang
tinggi, keresahan dan loyalitas karyawan banyak dipengaruhi oleh besarnya
kompensasi. Pada umumnya, pemogokan kerja yang sering terjadi di negara kita
ini, sebagian besar disebabkan karena masalah upah. Dan pemberian kompensasi ini bisa dilihat
dengan keterampilan kariyawan sebagai motivasi karwan untuk bekerja. Apabila
seorang karyawan mendapatkan kompensasi maka karyawan tersebut juga akan
meningkatkan kualitas kerjanya dan juga bagi teman-teman yang belum mendapatkan
kompensasi maka teman-teman nya tersebut juga akan berlomba-lomba untuk
mendapatkan kompensasi. Jadi kalau karyawan meningkatkan kualitas kerja nya
maka tujuan akan prusahaan akan tercapai. Namun pemberian kompensasi harus adil
sesuai dengan yang telah dihrapkan oleh karyawan.
3.2 Saran
Makalah ini masih belum lengkap dan ringkas. Dengan makalah ini
penyusun mengharapkan setiap mahasiswa mau memberikan kritik dan saran untuk
memaksimalkan keberhasilan makalah selanjutnya. Karena kritik dan saran kalian
semua berarti bagi penyusun. Semoga makalah ini berguna bagi pendidikan kita
agar lebih maju.
DAFTAR PUSTAKA
Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Gomes.
Cardoso faushino. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi :
Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003.
Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Cetakan Ketiga. Rineka Cipta :
Jakarta.
Buraidah. 2008. Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap
Komitmen Organisasi di Organisasi Pendidikan Islam X. Penerbit : Fakultas
Psikologi Universitas Gunadarma, Jakarta.
Fathonah, Siti dan Ida Utami. 2008. Pengaruh Kompensasi,
Pengembangan Karir, Lingkungan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan
Kerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar dengan Keyakinan Diri (
Self Efficacy ) sebagai Variabel Pemoderasi. Penerbit : STIE AUB, Surakarta.
Herdian Dito, Anoki. 2010. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan
PT. Slamet Langgeng Purbalingga dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel
Intervening. Penerbit : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Muljani, Ninuk. 2002. Kompensasi sebagai Motivator untuk
Meningkatkan Kinerja Karyawan. Penerbit : Fakultas Ekonomi Universitas Katolik
Widya Mandala, Surabaya.
Pantja Djati, S dan M. Khusaini. 2003. Kajian terhadap Kepuasan
Kompensasi, Komitmen Organisasi dan Prestasi Kerja. Penerbit : Fakultas Ekonomi
Universitas Brawijaya, Malang.
T. Aritonang, Keke. 2005. Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru
dan Kinerja Guru SMP Kristen BPK PENABUR Jakarta. Penerbit : SMP Kristen BPK
PENABUR, Jakarta.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
(KOMPENSASI)
FAKULTAS EKONOMI
DISUSUN OLEH :
1.
HASAN ASYARI
2.
SRI WAHYUNI E.PUTRI
3.
ZAFANIA PARENGKUAN
4.
GLORY TULENAN
5.
MEGA TAMBARIKI
6.
NURMA U.GULTOM
KELOMPOK : III (Tiga )
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas
mata kuliah Manajemen SDM dengan judul “KOMPENSASI” di Universitas Negeri
Manado khususnya dijurusan Akuntansi. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya kompensasi
2.2 Jenis-jenis, Komponen, Metode,
Dan Asas Kompensasi
2.3 Pemberian Kompensasi
2.4 Sistem dan kebijaksanaan
Kompesasi
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
kompensasi
2.6 Metode komepnsasi
2.7 Teori upah insentif
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kompensasi merupakan hal yang penting, yang merupakan dorongan
atau motivasi utama seseorang karyawan untuk berkerja. Hal ini berarti bahwa
karyawan menggunakan pengetahuan, keterampilan, tenaga dan waktu bukan
semata-mata ingin membaktikan atau mengabdikan diri pada perusahaan, tetapi ada
tujuan lain yaitu mengahrapkan imbalan, atau jasa, atas hasil yang telah
diberikan. Selain itu juga kompensasi yang diberikan kepada karyawan
berpengaruh pada kondisi kerja karyawan tersebut. Oleh karena itu, dalam menetapkan
komensasi yang dikaitkan dengan prestasi kerja atau produktivitas sangatlah
penting. Sehingga selain akan tewujudnya efesiensi dan efektifitas karyawan
bisa juga ditujukan untuk kelangsungan aktivitas organisasi dan rencana-rencana
(program) perusahaan pada waktu yang akan datang.
Kompensasi di tetapkan berdasarkan kesepakatan antara pengusaha
dengan karyawan, dalam hal tertentu, pemerintah mempasilitasi sebagai pembuat
kebijakan atau regulasi di bidang ketenagakerjaan. Hal ini berarti bahwa dalam
menerapkan kompensasi terdapat dua kepentingan yang harus di perhatikan yaitu
kepentingan organisasi dan kepentingan karyawan.
1.2 Rumusan Masalah
1)
Apa yang
dimaskud dengan kompensasi?
2)
Apa Jenis-jenis,
Komponen, Metode, Dan Asas Kompensasi?
3)
Bagaiman Pemberian
Kompensasi?
4)
Bagaimana Sistem dan
kebijaksanaan Kompesasi?
5)
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya kompensasi?
6)
Apa itu Teori upah insentif?
1.3 Tujuan Penulisan
1)
Untuk
mengetahui bagaimana pengertian kompensasi kerja.
2)
Untuk
mengetahui bagaimana jenis-jenis kompensasi kerja.
3)
Untuk
mengetahui bagaimana tujuan pemberian kompensasi kerja.
4)
Untuk
mengetahui bagaimana dasar perhitungan kompensasi kerja.
5)
Untuk
mengetahui bagaimana sistem kompensasi kerja.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini antara lain dapat
berguna bagi peminatan ilmu administrasi kebijakan kesehatan, dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan tentang kompensasi kerja dalam kehidupan
sehari-hari, dapat membantu dalam proses belajar mengajar dan masih banyak
manfaat lainnya yang dapat diambil dari makalah yang sederhana ini.
BAB II
PEMBAHASAN
KOMPENSASI
2.1 PENTINGNYA
KOMPENSASI
Tenaga kerja kita kaitkan dengan
peranan pemerintah dan pendapatnya
dapat digolongkan atas pengusaha dan karyawan atau manajer atau buruh.
·
Pengusaha adalah
setiaap tenaga kerja yang memperoleh pendapatanyya berupa laba atau deviden
dari modal yang diinvestasikannya.
·
Karyawan adlah setiap orang yang bekerja
dengan menjual tenaganya (fisik dan pikiran ) kepada suatu perusahaan dan
memperoleh balas jasa sesuai dengan peraturan dan perjanjian.
Kompensasi merupakan pengeluaran
dan biaya bagi perusahaan. Perusahaan
mengharapkan agar kompensasi yang dibayarkan memperoleh imbalan prestasi Kerja yang lebih besar dari karyawan. Jadi ,nilai prestasi kerja
karyawan harus lebih besar dari kompensasi yang diibayar perushaan, supaya
perusahaan mendapatkan laba dan kontinuitas perusahaan terjamin.
Definisi Kompensasi menurut para
tokoh :
·
Dale yoder Ph.D :
mengemukakan bahwa balas jasa membuat anggota tim kerja dapat bekerja sama dan
berprestasi.
·
Drs.
Malayu S.P. Hasibuan : Kompensasi adalah semua pendapatan yang
berbentuk uang , barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan
sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.
·
William B werther dan Keith devis : Kompensasi adalah apa yang seseorang pekerja
terima sebagai alasan dari pekerjaan yang diberikannya.
·
Menurut UU kecelakaan tahun 1974 no. 33 pasal
7 ayat a dan b upah adalah Tiap-tiap pembayaran berupa uang yang diterima oleh
buruh sebagai ganti pekerjaan Perumahan,makan, bahan makan, dan pakaian dengan
percuma yang nilainya ditaksir menurut harga umum ditempat itu.
·
Andrew F.sikula : Kompensasi
adalah segala sesuatu yang dikonstitusikan atau dinggap sebagai suatu balas
jasa ekuivalen.
Kompensasi akan dipergunakan
karyawan itu beserta keluarganya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya
2.2 JENIS-JENIS, KOMPONEN, DAN ASAS KOMPENSASI
JENIS-JENIS KOMPENSASI :
Mondy dan Noe ( 1993 ) kompensasi
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
1. Kompensasi
Finansial
Kompensasi
finansial terdiri dari kompensasi finansial langsung dan kompensasi finansial
tidak langsung. Kompensasi finansial langsung terdiri dari gaji,
upah, bonus dan komisi. Sedangkan kompensasi finansial tidak langsung
disebut juga dengan tunjangan yakni meliputi semua imbalan finansial yang tidak
tercakup dalam kompensasi langsung.
2. Kompensasi
Non Finansial. Sedangkan kompensasi non finansial terdiri
dari kepuasan yang diterima baik dari pekerjaan itu sendiri, seperti tanggung
jawab, peluang akan pengakuan, peluang adanya promosi atau dari lingkungan
psikologis dan fisik dimana orang tersebut berada, seperti rekan kerja yang
menyenangkan, kebijakan-kebijakan yang sehat, adanya kafetaria, sharing
pekerjaan, minggu kerja yang dipadatkan dan adanya waktu luang.
KOMPONEN KOMPENSASI :
Menurut
Gary Dessler ( 2009 ) kompensasi mempunyai tiga komponen sebagai berikut :
1) Pembayaran uang secara langsung ( direct
financial payment ) dalam bentuk gaji, intensif atau bonus/komisi.
2) Pembayaran tidak langsung ( indirect payment
) dalam bentuk tunjangan dan asuransi.
3) Ganjaran non finansial ( non financial
rewards ) seperti jam kerja yang luwes, kantor yang bergengsi, wewenang dan
tanggung jawab, penghargaan atas kinerja serta lingkungan kerja yang mendukung
ASAS KOMPENSASI : Program kompensasi harus ditetapkan atas asas
adil dan layak serta dengan memperhatikan undang-undang perburuhan yang
berlaku.
1. Asas adil Besarnya kompensasi yang dibayar
kepada setiap karyawan harus disesuaikan dengan prestasi kerja , jenis
pekerjaan, tanggung jawab, jabatan pekerja dan memenuhi persyaratan internal
konsistensi. Adil bukan berarti karyawan menerima kompensasi sama besarnya.
2. Asas layak
dan wajar Kompensasi yang diterima karyawan dapat
memenuhi kebutuhan pada tingkat normative yang ideal.
DASAR
PENGHITUNGAN KOMPENSASI :
Dasar perhitungan kompensasi
dipakai untuk mendapatkan sistem pembayaran kompensasi yang adil.
Menurut Gomez-Mejia, dasar perhitungan kompensasi dapat dibedakan menjadi dua kategori
yaitu :
1. Pedekatan
Kompensasi Berdasarkan Pekerjaan atau Jabatan Pendekatan
ini mengasumsikan bahwa pekerjaan dapat dilakukan oleh orang yang dibayar untuk
jabatan tertentu. Ada tiga komponen kunci untuk mengembangkan rencana
kompensasi berdasarkan jabatan yaitu : Mewujudkan keadilan internal melalui evaluasi
jabatan, Mewujudkan keadilan eksternal melalui survei pasar, Mencapai keadilan
individu.
2. Pendekatan
Kompensasi Berdasarkan Keterampilan Pendekatan
keterampilan mengasumsikan bahwa karyawan tidak dibayar karena jabatan yang
disandangnya, tetapi lebih pada kemampuannya untuk menyelesaikan tugas.
2.3 PEMBERIAN KOMPENSASI
Peterson dan polwan mengatakan bahwa
orang mau bekerja karena hal-hal berikut
a. The desire to live: artinya keinginan untuk hidup merupakan
keinginan utama dari setiap orang.
b. The desire
for prosesion : artinya keinginan untuk memiliki sesuatu merupakan keinginan
manusia yang kedua dan ini salah satu sebab mengapa manusia mau bekerja.
c. The desire
for power : artinya keinginan akan kekuasaan merupakan keinginan selangkah
diatas keinginan untuk memiliki, mendorong orang mau bekerja.
d. The desire
for recognition, artinya keinginan akan pengakuan merupakan jenis terakhir dari
kebutuhan dan juga mendorong orang untuk bekerja.
1.
Tujuan
kompensasi
Tujuan kompensasi antara lain
yaitu :
1) Ikatan kerja
sama: dengan kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama
formal antara majikan dan karyawan.
2) Kepuasan
kerja : dengan balas jasa , karyawan akan dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan fisik baik status
social, dan egistiknya sehingga kepuasan kerja dari jabatanyya.
3) Pengadaan
efektif : Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar , pengadaan
karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih murah.
4) Motivasi : Jia balas jasa yang diberikan cukup besar , manajer akan mudah
memotivasi bawahanyya.
5) Stabilitas
karyawan : Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta
eksternal konsistensi yang kompentatif maka stabilitas lebih terjamin karena
turn-over relative kecil.
6) Disiplin : Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin
karyawan semakin baik.
7) Pengaruh
serikat buruh: Dengan program yang baik pengaruh
serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada
pekerjaanya.
8) Pengaruh pemerintah : Jika program kompensasi sesuai
dengan undang-undang perburuhan yang berlaku maka inteervensi pemerintah dpat
dihindarkan
2.
Kegunaan Kompensasi
Menurut
Schuler dan Jackson ( 1999 ) kompensasi dapat digunakan untuk :
1) Menarik
orang-orang yang potensial atau berkualitas untuk bergabung dengan perusahaan.
2) Mempertahankan
karyawan yang baik.
3) Meraih
keunggulan kompetitif
4) Memotivasi
karyawan dalam meningkatkan produktivitas atau mencapai tingkat kinerja yang
tinggi.
5) Melakukan
pembayaran sesuai aturan hukum.
6) Memudahkan
sasaran strategis.
7) Mengokohkan
dan menentukan struktur.
3. Keuntungan
diberikannya kommpensasi
Selain itu menurut Soekidjo Notoadmodjo ada beberapa keuntungan
dengan diberikannya kompensasi yaitu :
a. Meningkatkan
semangat kerja dan kesetiaan atau loyalitas para karyawan terhadap organisasi
atau perusahaan.
b. Menurunkan
jumlah absensi para karyawan dan adanya perputaran kerja.
c. Mengurangi
pengaruh organisasi karyawan terhadap kegiatan organisasi.
d. Meminimalkan
biaya-biaya kerja lembur yang berarti mengefektifkan prestasi kerja karyawan.
4. Fungsi
Pemberian Kompensasi
Menurut pendapat Susilo Martoyo (1990:100), fungsi - fungsi
pemberian kompensasi adalah:
a. Pengalokasian
Sumber Daya Manusia Secara Efisien.
Fungsi ini
menunjukkan bahwa pemberian kompensasi yang cukup baik pada karyawan yang
berprestasi baik, akan mendorong para karyawan untuk bekerja dengan lebih baik.
b. Penggunaan
Sumber Daya Manusia Secara Lebih Efisien dan Efektif.
Dengan
pemberian kompensasi yang tinggi kepada seorang karyawan mengandung implikasi
bahwa organisasi akan menggunakan tenaga karyawan termaksud dengan seefisien
dan seefektif mungkin.
c. Mendorong Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi.
Sebagai
akibat alokasi dan penggunaan sumber daya manusia dalam organisasi yang
bersangkutan secara efisien dan efektif tersebut.
5. Penyebab
dari kepuasan dan ketidakpuasan karyawan atas kompensasi
Ada beberapa penyebab dari
kepuasan dan ketidakpuasan karyawan atas kompensasi yang mereka terima yaitu :
a.
Kepuasan individu terhadap kompensasi
berkaitan dengan harapan dan kenyataan terhadap sistem kompensasi.
b.
Kepuasan dan ketidakpuasan karyawan akan
kompensasi juga timbul karena karyawan membandingkan dengan karyawan lain di
bidang pekerjaan dan organisaasi sejenis.
c.
Karyawan sering salah persepsi terhadap
sistem kompensasi yang diterapkan perusahaan.
d.
Kepuasan dan ketidakpuasan akan kompensasi
juga tergantung pada variasi dari kompensasi.
2.4 SISTEM DAN
KEBIJAKSANAAN
KOMPENSASI
1.
Sistem
kompensasi
Sistem
kompensasi yang umum diterapkan adlah :
a.
Sistem waktu : Dalam sistem
ini besarnya kompensasi (gaji, upah ) ditetapkan berdasarkan standar waktu
seperti jam, minggu, atau bulan. Misalnya pekerja harian upahnya per hari sebesar Rp.50.000. jika ia
bekerja selama 6 hari maka upahnya dengan 

b.
Sistem hasil : Dalam sistem ini, besarnya kompensasi/upah ditetapkan atas kesatuan untuk yang
dihasilkan pekrja, seperti per potong, meter , liter dan kilogram. Contoh :
perusahaan genting merah nenetapkan upah per genting Rp. 1.000 jika ali dapat
mengerjakan 500 genting maka kompensasi yang diterimya adalah sebesar

c.
Sistem borongan : Sistem
borongan adalah suatu cara pengupahan yang
penepatan besarnya jas didasarkan atas
volume pekerjaan dan lama mengerjakannya.
Kelebihan dan kelemahannya dari 3
sistem diatas adalah :
No
|
Sistem Kompensasi
|
Kebaikan
|
kelemahannya
|
1
|
Sistem
waktu
|
Administrasi
pengupahan mudah dan besarnya kompensasi yang akan dibayarka tetap.
|
Pekerja
malas pun kompensasinya tetap dibayar sebesar perjanjian
|
2
|
Sistem
Hasil
|
Memberikan
kesempatan kepada karyawan yang bekerja sungguh-sungguh dan berprestasi
memperoleh balas jasa yang lebih besar.
|
Kualitas
barang yang dihasilkan kurang baik dan karyawan kurang mampu balas jasanya kecil. Sehingga
kurang manusiawi
|
3
|
Sistem
Borongan
|
Pekerjaan
biasnya selesai lebih cepat dibandingkan dengan 2 sistem diatas
|
Jika
pekerjaan tidak sesuai target maka akan mendapt upah yang lebih rendah.
|
2.
Kebijaksanaan
kompensasi
Kebijaksanaan kompensasi, baik besarnya, susunannya, maupun waktu pembayarannya
dapat mendorong gairah kerja dan keinginannya karyawan untuk mencapai prestasi
kerja optimal sehingga membantu
terwujudnya sasaran perusahaan. Susunan kompensasi yang ditetapkan dengan baik
akan meberikan motivasi kerja bagi karyawan. Misalnya: kompensasi
ditetapkan untuk kompensasi langsung
sebesar 60 % dari pendapatan sedangkan kompensasi tidak lansung sebesr 40% dari
pendapatannya akan dapat memperbaiki kehadiran karyawan.
3.
Waktu
pembayaran kompensasi
Kompensasi harus dibayar tepat waktu, supaya kepercayaan
karyawanterhadapa bonafiditas perusahaan semakin besar. Jika pembayarannya terlambat maka mengakibatkan disiplin, moral dan
gairah karyawan menurun, bahkan turnover semakin besar. Misalnya: gaji
dibayar setiap tanggal 1, pada tgl 1 jatuh pada hari minggu, sebaiknya gaji
dibayarkan pada hari sabtunya (dipercepat).
2.5 FAKTOR- FAKTOR MEMPENGARUHI BESARNYA KOMPENSASI
Faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya kompensasi
1. Penawaran
dan permintaan tenaga kerja : jika pencari kerja lebih banyak dari lowongan pekerjaan maka kompensasi realatif kecil. Jika
sebaliknya yang terjadi maka kompensasi relative besar.
2. Kemampuan
dan kesediaan perusahaan : apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan
untuk membayar semakin baik maka tingkat kompensasi akan semakin besar. Jika
yang terjadi sebaliknya maka tingkat kompensasi realtif kecil.
3. Serikat
buruh/organisasi karyawan : Apabila
serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat kompensasi semaikin besar. dan jika sebaliknya maka tingkat
kompensasi relative kecil.
4. Produktivitas
kerja karyawan : Jika produktivitas kerja karyawan
baik dan banyak maka kompensasi akan semakin besar. Jika sebaliknya maka kompensasi
relative kecil.
5. Pemerintah
dengan undang-undang dan kepress : Pemerintah
dengan undang-undang dan kepres
menetapkan besarnya batas upah minimum. Peraturan pemrintah ini sangat penting
supaya pengusaha tidak sewenag-wenang menetapkan besarnya upah bagi karyawan .
6. Biaya hidup : Apabila
biaya hidup didaerah itu tinggi maka tingkat
kompensasi semakim besar. Jika yang terjadi sebaliknya maka tingkat
kompensasi relative kecil.
7. Posisi
jabatan karyawan : Semakin
tinggi kedudukan dan jabatan karyawan maka semakin besar pula tingkat
kompensasi yang didapat.
8. Pendidikan
dan pengalaman kerja : Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman
kerja lebih lama maka gaji akan semin
besar dan jika karyawan dengan pendidikan rendah maka tingkat gaji juga kecil.
9. Kondisi
perekonomian nasional : Apabila kondisi perekonomian
nasional senag maju maka tingkat kompensasi akan semakin besar, dan jika yang
terjadi sebaliknya maka tingkat kompensasi reatif kecil.
10. Jenis dan
sifat :
Kalau jenis dan sifat pejerjaan yang sulit dan mempunyai resiok yang besar maka tingkat
upah semakin besar karena mwmbutuhkan kecakapan srta ketelitian untuk
mengerjakannya. Dan jika sebaliknya maka tingkat upah reltif rendah.
2.6 METODE KOMPENSASI
Metode kompensasi Terdiri dari :
1. Metode jamak Yaitu metode yang dalam gaji pokoknya
didasarkan atas beberapa pertimbangan seprti ijazah, sifat pekrjaan, pendidikan
informal, bahkan hubungan keluarga juga ikut menetukan besarnya gaji pokok
seseorang.
2. Metode
tunggal Yaitu suatu metode yang dlam penetapan gaji
pokok hanya didasarkan atas ijazah terakhir dari pendidikan formal yang
dimiliki karyawan. Misalnya pegawai negeri ijazah formal S-1 , maka golongannya
ialah III-A, dan gaji pokok III-A Untuk setiap departemen sama.
Randall dan Susan (1996:107-112)
mengemukakan bahwa ada berbagai metode yang digunakan untuk mengevaluasi
jabatan tradisional diantaranya sebagai berikut:
1) Metode
rangking. Mengandalkan nilai pasar masing-masing jabatan.
2) Metode
klasifikasi jabatan. Metode klasifikasi jabatan mirip dengan metode rangking,
kecuali bahwa kelas atau tingkat disusun terlebih dahulu dan diuraikan
pekerjaan, selanjutnya dikelompokan menurut kelas atau tingkatan tersebut.
3) Metode
perbandingan factor. Pendekatan ini menggunakan faktor-faktor yang biasa
dikompensasi, atau atribut jabatan, untuk mengevaluasi nilai relativ jabatan
yang ada di dalam organisasi.
4) Metode
rating angka. Metode ini terdiri dari pemberian nilai angka untuk faktor-faktor
yang bisa dikompensasi dan ditentukan sebelumnya, kemudian dijumlahkan sampai
muncul nilai keseluruhan suatu jabatan.
5) Metode hay
guide chart-profile. Secara operasional, sistem hay mengandalkan tiga faktor
utama yang bisa dikompensasi yaitu pemecahan masalah, kecakapan teknik, dan
pertanggung jawaban.
2.7 TEORI UPAH
INSENTIF
1. Piece rate
a. Upah perpotong proporsional Dibayar berdasarkan produktivitas pekerja dikalikan dengan tarif upah per potong yang
didapat dari penyelidikan waaktu untuk menentukan waktu standarnya. Contoh : dalam keadaan normal , para pkerja bisa menghasilkan 500
unit selama 7 jam per hari kerja, inilah yang dijadikan standar penentujan
tarif. Jika upah umum perharinya adalah Rp.5.000 maka tarif perpotongan 1 unit adalah
. Misalkan karyawan A menghasilkan 600 unit
dalam satuhari kerja maka ia akan menerima upah sebesar
. Tetapi kalau karyawan B hanya bisa
menghasilkan 450 unit perhari,mmaka ia akan tetap
menerima upah minimal sebesar 5.000. ini dimaksudkan untuk melindungi karyawan
yang kurang mampu berprestasi.


b. Upah per
potong taylor Digunakan dengan ccara mengatur tarif yang berbeda untuk karyawan yang produktivitasnya tinggi dan dengan yang produktivitasnya
rendah. Merek yang produktivitasnya tinggi ketika outputnya mencapai rata-rata
atau lebih, akan menerima upah per potongan lebih besar daripada karyawan yang
bekerja di bawah rata-rata. Contoh : standar produksi 500 unit selama 7
jam mereka yang bisa mencapai stanar atau melebihi akan akan menerima upah Rp. 10 per potong , sedangkan yang dibawah standar akan mnerima hanya Rp. 5 per potong.
Kalau karyawan A bisa menghasilkan 600 unit, maka ia akan mnerima
. Tetapi
karyawan B yang menghasilkan 450 unit akan menerima 


c. Upah per potong
kelompok Cara menetukan upah per potong kelompok adalah dengan menentukan
standar untuk kelompok. Mereka yang berada diatas standar kelompoknya akan
dibayar sebanyak unit yang dihasilkan dikalikan dengan tarif, sedangkan yang
berbeda di bawah standar akan dibayar sebesar jam kerja dikalikan dengna tarif
per jamnya. Misalnya: standar kelompok untuk 3 pekerja adalah50 unit per jam, atau 4000 unit per hari kerja (8 hari kerja
) tarif per unit adalah Rp.2 . tarif per jam untuk 3
jabatan adalah
Apabila kelompok menghasilkan 500 unit salam
satu hari (8 jam ) maka penrimaan keseluruhan untuk 3 orang tersebut
adalah : 


Sedangkan
upah berdasarkan jam kerja untuk 3 pekerja tersebut adalah:




d.
Time Bonuses
Dibagi
menjadi 2 yaitu
Premi
berdasarkan waktu yang dihemat :
Meliputi halsey plan dan 100% time premium plan
1) Halsey Plan
: persentase yang diberikan adalah 5 % dari waktu yang dihemat.
2) 100% time premium plan : persentase
premi yang diberikan adalah 75%.
Premi yang
berdasarkan waktu pengerjaan :
1) Rowan Plan, pada
rowan plan premi didapat adalah dari selisih antara hasil standar dengan hasil
actual dibagi dengan hasil actual dikalikan jam kerja dan upah.
2) Emerson plan
: perusahaan membuat table indeks efisiensi sesuai dengan kebijakan
perusahaan. Misalnya table indek
efisisensi adalah L
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahsan di atas dapat di simpulkan bahwa dalam sebuah
perusahan atau organisasi memerlukan sumber daya yaitu; modal, mesin dan juga
sumber daya manusia. Sumber daya manusia ini sangat di perlukan dalam sebuah
perusahaan karna untuk mencapai tujuan Prusahaan di perlukan bakat, dan kerja
karyawan. Pada diri manusia dikenal dengan kebutuhan yang di penuhinya.
Sehingga karyawan memerlukan Kompensasi sebagai Motivator/dorongan untuk bekerja. kompensasi itu adalah sebuah bentuk imbalan
yang diberikan oleh prusahaan kepada karyawan
Dari pejelasan diatas dapat di simpulkan bahwa hubungan kompensasi
dengan peningkatan kinerja karyawan sangatlah besar. Semangat kerja yang
tinggi, keresahan dan loyalitas karyawan banyak dipengaruhi oleh besarnya
kompensasi. Pada umumnya, pemogokan kerja yang sering terjadi di negara kita
ini, sebagian besar disebabkan karena masalah upah. Dan pemberian kompensasi ini bisa dilihat
dengan keterampilan kariyawan sebagai motivasi karwan untuk bekerja. Apabila
seorang karyawan mendapatkan kompensasi maka karyawan tersebut juga akan
meningkatkan kualitas kerjanya dan juga bagi teman-teman yang belum mendapatkan
kompensasi maka teman-teman nya tersebut juga akan berlomba-lomba untuk
mendapatkan kompensasi. Jadi kalau karyawan meningkatkan kualitas kerja nya
maka tujuan akan prusahaan akan tercapai. Namun pemberian kompensasi harus adil
sesuai dengan yang telah dihrapkan oleh karyawan.
3.2 Saran
Makalah ini masih belum lengkap dan ringkas. Dengan makalah ini
penyusun mengharapkan setiap mahasiswa mau memberikan kritik dan saran untuk
memaksimalkan keberhasilan makalah selanjutnya. Karena kritik dan saran kalian
semua berarti bagi penyusun. Semoga makalah ini berguna bagi pendidikan kita
agar lebih maju.
DAFTAR PUSTAKA
Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Gomes.
Cardoso faushino. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi :
Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003.
Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Cetakan Ketiga. Rineka Cipta :
Jakarta.
Buraidah. 2008. Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap
Komitmen Organisasi di Organisasi Pendidikan Islam X. Penerbit : Fakultas
Psikologi Universitas Gunadarma, Jakarta.
Fathonah, Siti dan Ida Utami. 2008. Pengaruh Kompensasi,
Pengembangan Karir, Lingkungan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan
Kerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar dengan Keyakinan Diri (
Self Efficacy ) sebagai Variabel Pemoderasi. Penerbit : STIE AUB, Surakarta.
Herdian Dito, Anoki. 2010. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan
PT. Slamet Langgeng Purbalingga dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel
Intervening. Penerbit : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Muljani, Ninuk. 2002. Kompensasi sebagai Motivator untuk
Meningkatkan Kinerja Karyawan. Penerbit : Fakultas Ekonomi Universitas Katolik
Widya Mandala, Surabaya.
Pantja Djati, S dan M. Khusaini. 2003. Kajian terhadap Kepuasan
Kompensasi, Komitmen Organisasi dan Prestasi Kerja. Penerbit : Fakultas Ekonomi
Universitas Brawijaya, Malang.
T. Aritonang, Keke. 2005. Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru
dan Kinerja Guru SMP Kristen BPK PENABUR Jakarta. Penerbit : SMP Kristen BPK
PENABUR, Jakarta.
Komentar
Posting Komentar